Vaksinasi Terhadap Unggas

Sebelumnya, pada tanggal 24 hingga 25 Januari 2014, kami melakukan survey dengan cara turun langsung ke masyarakat dan melakukan pendataan secara spesifik, yaitu dengan melakukan diskusi yang berkaitan langsung dengan peternakan, khususnya unggas. Diskusi yang kami lakukan bertujuan untuk mendapatkan informasi sebanyak-banyaknya guna memudahkan kami untuk menjalankan program utama dari mahasiswa kedokteran hewan, Rahmadiko, yaitu vaksinasi terhadap unggas.

Image

“AYAM MILIK WARGA YANG BERKELIARAN”

 

Informasi yang kami peroleh antara lain adalah jumlah unggas, keberadaan unggas, pakan unggas, kandang unggas, serta penyakit yang sering terjadi pada unggas tersebut. Hal-hal diatas adalah faktor penentu dari sehat atau tidaknya unggas tersebut, sampai keberhasilan peternak dalam memanajemen unggasnya. Warga desa Paya Tungel pada umumnya memiliki unggas, tapi tidak dalam jumlah yang banyak. Jumlah unggas warga Paya Tungel berkisar sekitar 300 ekor. Sebagian warga Paya Tungel hanya memiliki 5 atau 10 ayam, namun ada juga yang memiliki hingga 25 ekor ayam. Unggas warga tersebut pada umum nya tidak dikandangkan, melainkan di lepas di pemukiman warga sampai kebun kopi. Pakan ternak di desa Paya Tungel ini tidak menggunakan pakan yang dibuat oleh pabrik, melainkan menggunakan pakan tradisional seperti ampas padi, nasi sisa, dan jagung. Masyarakat di desa ini menggunakan kandang biasa, yaitu kandang yang dibuat dari papan dan balok-balok lebih, serta ada juga yang menggunakan tenda biasa.

Image

“PERSIAPAN MENANGKAP AYAM UNTUK DI BERI VAKSIN”

 

Menurut informasi yang kami temukan dari masyarakat, unggas di desa ini sering terjangkit penyakit Newcastle Disease (ND) dan flu burung (H5N1), dengan gejela seperti bersin-bersin, batuk, sukar bernafas, megap-megap dan ngorok, gejala syaraf berupa sayap terkulai, kaki lumpuh (jalan terseret), jalan mundur (sempoyongan), serta kepala dan leher terpuntir (torticoles) yang merupakan gejala khas penyakit ini. Kemudian gejala pencernaan meliputi feses berwarna hijau, jaringan sekitar mata dan leher bengkak, pada ayam petelur produksinya berhenti, kalau sudah sembuh kualitas telurnya jelek, warna abnormal, bentuk dan permukaannya abnormal, serta putih telurnya encer. Hal ini disebabkan karena organ reproduksinya tidak dapat normal kembali. Umumnya kematian anak ayam dan ayam muda lebih tinggi dibandingkan ayam tua.

Image

“WARGA DESA IKUT MEMBANTU DALAM KEGIATAN VAKSINASI”

 

Akhirnya pada hari Minggu, tanggal 26 Januari 2014, kami melakukan program vaksinasi terhadap unggas di desa Paya Tungel, tepatnya di dusun Paya Empan dan dusun Ramung Payung, dengan mengunakan vaksin ND (Newcastle Disease) yang dibantu oleh Dinas Peternakan dan Perikanan.

Image

“VAKSIN INTRA MUSCULUS”

 

Penyakit Newcastle Disease (ND) itu sendiri adalah penyakit pada unggas besar yang fatal (mematikan). Di Indonesia, penyakit ini juga populer dengan sebutan tetelo, berasal dari bahasa Jawa, thethelo. Penyebaran penyakit ini biasanya melalui kontak langsung dengan ayam yang sakit dan kotorannya, melalui ransum, air minum, kandang, tempat ransum/minum, peralatan lainnya yang tercemar oleh kuman penyakit, melalui pengunjung, serangga, burung liar, dan angin/udara (dapat mencapai radius 5 km). Virus ND ditemukan dalam jumlah tinggi selama masa inkubasi sampai masa kesembuhan. Virus ini terdapat pada udara yang keluar dari pernafasan ayam, kotoran, telur-telur yang diproduksi selama gejala klinis, dan dalam karkas selama infeksi akut sampai kematian. Berhubung penyakit ND disebabkan oleh virus, maka sampai saat ini belum ada jenis obat yang efektif dalam menyembuhkan penyakit ini. Penanggulangan penyakit ND hanya dapat dilakukan dengan dengan tindakan pencegahan (preventif) melalui program vaksinasi yang baik. Ada dua jenis vaksin yang dapat diberikan, yaitu vaksin aktif dan vaksin inaktif. Vaksin aktif berupa vaksin hidup yang telah dilemahkan, diantaranya yang banyak digunakan adalah Strain Lentogenic, terutama vaksin Hitchner B-1 dan Lasota. Vaksin aktif ini dapat menimbulkan kekebalan dalam kurun waktu yang lama sehingga penggunaan vaksin aktif lebih dianjurkan dibanding vaksin inaktif. Program vaksinasi harus dilakukan dengan seksama dan diperhatikan masa kekebalan yang ditimbulkan. Vaksinasi pertama sebaiknya diberikan pada hari ke 4 umur ayam. Vaksinasi lanjutan pada umur 4 minggu dan selanjutnya tiap 4 bulan sesuai kebutuhan.

Image

“VAKSIN TETES”

Sosialisasi Tentang Bahaya Narkoba

Pada hari Sabtu, tanggal 25 Januari 2014, kami kembali melakukan program lainnya dari mahasiswa ilmu hukum, Veny Kurniati dan Khaidir Parinduri, yaitu sosialiasi tentang bahaya narkoba. Lokasi sosialisasi kali ini bertempat di rumah kepala dusun. Kegiatan ini sengaja dilaksanakan bertepatan dengan acara rapat pemuda yang rutin dilakukan setiap 15 hari sekali. Sosialisasi ini dilakukan agar mereka para generasi muda mengerti sebab akibat yang akan diderita jika mengonsumsi narkoba, serta bagaimana cara mencegah dari pengaruh narkoba. Karena pada dasarnya narkoba hanya dapat merusak kehidupan, tidak ada manfaatnya bagi kita. Narkoba adalah barang yang sangat berbahaya dan bisa merusak susunan syaraf yang bisa merubah kepribadian seseorang menjadi semakin buruk. Narkoba adalah sumber dari tindakan kriminalitas yang bisa merusak norma dan ketentraman umum. Penggunaan narkoba dapat menimbulkan dampak negatif yang mempengaruhi  pada tubuh, baik secara fisik maupun psikologis.

 Image

“PARA REMAJA SEDANG MEMBACA BAHAN SOSIALISASI YANG DIBAGIKAN”

 

Sosialisasi ini sendiri dilakukan pada acara rapat pemuda karena banyak pemuda yang hadir, sehingga para remaja desa Paya Tungel menjadi generasi yang sehat. Sebelum melakukan sosialisasi, semua pemuda dan kami mengawalinya dengan membaca surat yasin. Setelah itu barulah sosialisasi dilaksanakan. Banyak pertanyaan yang di lontarkan ke kami, bahkan terdapat pula pertanyaan yang lari dari pokok pembahasan. Namun semua pertanyaan tetap kami jawab sesuai dengan kemampuan kami.

 Image

“PARA MAHASISWA SEDANG BERSIAP MENJAWAB PERTANYAAN”

Art Therapy Movement (ATM)

Rabu pagi, tanggal 29 Januari 2014, sama seperti sebelumnya, kami menuju sekolah SDN 7 Jagong Jeget. Kali ini kami melaksanakan program utama dari mahasiswa psikologi, T Syahrul Ramadhana dan T M Noor Rachmadhy, yaitu melakukan Art Therapy Movement (ATM). Kegiatan ini juga turut dibantu oleh mahasiswa psikologi dari kelompok desa Paya Dedep dan Jeget Ayu. ATM merupakan sebuah bentuk terapi untuk melihat proyeksi atau gambaran suasana hati dan apa saja yang tengah dirasakan dari seseorang melalui media gambar yang dibuat oleh subjek tersebut.

Image 

“PARA MAHASISWA SEDANG MEMBERIKAN INSTRUKSI”

 

Para siswa sangat gembira saat kami ajak untuk menggambar. Kami memberikan tema “Aku dan Keluarga” kepada mereka untuk digambar. Awalnya mereka terlihat seperti kesulitan ingin menggambar apa. Banyak siswa yang hanya memandang kearah atas layaknya orang yang sedang berpikir, sementara kertas yang ada ditangan mereka masih kosong tanpa ada sedikitpun gambar yang tercipta. Kemudian perlahan tapi pasti, beberapa siswa mulai menggerakkan tangannya untuk menggambar sesuatu. Waktu terus berjalan hingga pada akhirnya bel sekolah tanda berakhirnya sekolah pada hari itu berbunyi. Belum ada satupun siswa yang menyiapkan gambarnya, sehingga kami memutuskan untuk melanjutkan kegiatan ini pada esok harinya.

 Image

“GAMBAR YANG DIBUAT OLEH SISWA MULAI TERLIHAT”

 

Pada hari Kamis, tanggal 30 Januari 2014, di sekolah, kelas, dan bersama siswa yang sama pada hari sebelumnya, kami melanjutkan kegiatan ATM. Para siswa mulai mengggambar lagi hingga akhirnya sekitar 30 menit kemudian semua siswa menyelesaikan gambarnya. Kemudian tibalah saatnya bagi para siswa untuk menceritakan apa yang sudah digambarnya. Semua siswa mendapat gilirannya. Awalnya tidak ada siswa yang berani menceritakan gambarnya. Mereka masih merasa malu-malu. Namun setelah diberikan sedikit dorongan dan motivasi, satu per satu siswa mulai berani bercerita dan bahkan mereka saling berebut untuk mulai bercerita.

 Image

“PERSIAPAN UNTUK BERCERITA MENGENAI GAMBAR YANG DIBUAT”

 

Pada saat bercerita, para siswa terlihat sangat lancar dalam berbicara. Kami merasa takjub dengan kemampuan mereka dalam bercerita. Walaupun pada awalnya mereka merasa malu, sebenarnya jika diberikan sedikit motivasi, maka potensi yang mereka miliki langsung keluar dan terlihat.

 Image

“SISWA SEDANG MENUNJUKKAN GAMBARNYA SAMBIL BERCERITA”

 

Dari hasil cerita yang dijelaskan oleh para siswa, disini mulai terlihat apa yang sebenarnya sedang mereka rasakan. Mayoritas dari mereka mengggambarkan suasana liburan bersama keluarga dengan menggunakan mobil untuk pergi ke suatu tempat. Terlihat bahwa sebenarnya mereka sedang membutuhkan hiburan dan liburan. Mungkin mereka sedang mengalami kejenuhan, sehingga ingin merasakan susasana baru, seperti berlibur ke suatu tempat. Banyak dari mereka yang bercerita bahwa di gambar tersebut mereka sedang pergi bersama keluarga menuju kota Takengon untuk mengunjungi kakek dan nenek. Mungkin ini juga salah satu sebab dari mengapa mereka terlihat sangat-sangat bahagia akan kehadiran kami para mahasiswa KKN di sekolah mereka yang selalu memberikan pelajaran disertai dengan hiburan, sehingga mereka tidak merasa jenuh saat sedang belajar. Hal ini disampaikan kepada pihak sekolah agar metode pembelajaran di sekolah tersebut bisa lebih menarik agar siswa tidak mudah jenuh. Semoga saja kehadiran kami membekas di hati mereka walaupun kini kami sudah tidak lagi berada disana bersama mereka.

 Image

“FOTO BERSAMA DENGAN PARA SISWA”

Memperkenalkan Lampu Sederhana Hemat Energi Tenaga Matahari

Di pagi hari Minggu, tanggal 26 Januari 2014, kami menjalankan program utama dari mahasiwa teknik mesin, Saiful Bachri Siregar, yaitu memperkenalkan lampu sederhana hemat energi tenaga matahari. Lokasi yang kami ambil sebagai tempat simulasi adalah ruangan dapur dari rumah kepala dusun tempat kami tinggal.

 Image

“KERJA SAMA KELOMPOK SAAT MENAIKI ATAP RUMAH”

 

Suasana mulai mencekam saat proses pemasangan lampu berlangsung. Bagaimana tidak, sejak awal naik keatas atap rumah, keadaan seng yang cukup lumayan karatan dan rapuh membat kami agak sedikit goyah. Kami harus melakukan semua dengan cara yang benar-benar sangat perlahan. Pada saat proses pembolongan atap, hati mulai galau karena takut jatuh dengan keadaan kayu yang meragukan. Tapi itu semua akhirnya terlewati dengan kerjasama dan semangat anggota kelompok yang saling membantu.

 Image

“PROSES PEMASANGAN LAMPU HEMAT ENERGI”

 

Tepat pada pukul 12.00 WIB, pemasangan lampu akhirnya selesai. Hasilnya cukup memuaskan karena kondisi langit pada saat itu sangatlah terik, sehingga pantulan cahaya yang dihasilkan melalui lampu botol tersebut menjadi lebih bagus. Namun karena lampu ini hanya mengandalkan cahaya matahari, maka lampu ini tidak bisa digunakan di malam hari.

Image 

“LAMPU YANG MULAI MENGELUARKAN CAHAYA NYA”

Simulasi Letusan Gunung Berapi

Pada tanggal 25 Januari 2014, kami masih terus melaksanakan program-program yang sudah kami rencanakan, dan pada hari itu kami menjalankan program dari mahasiswa pendidikan geografi, Novita Rezekiana, yaitu simulasi letusan gunung berapi. Sasaran dari program ini adalah para siswa yang bersekolah di SDN 7 Jagong Jeget. Kegiatan ini menjelaskan pada anak tentang bagaimana sebenarnya proses letusan gunung berapi itu terjadi melalui media gunung berapi buatan dalam bentuk 3 dimensi. Tidak hanya sekedar menampilkan bagaimana proses letusan gung berapi, kami juga memberikan penjelasan tentang apa-apa saja yang harus dilakukan jika saja terjadinya erupsi gunung berapi. Para siswa sangat antusias melihat proses simulasi ini karena ini seperti hal baru bagi mereka.

Image

“PARA SISWA SEDANG MELIHAT PROSES SIMULASI”

Karena ini juga bermanfaat bagi siapa saja, kami juga akan menjelaskan pada blog ini bagi para pengunjung blog tentang bagaimana cara membuat simulasi gunung berapi tersebut. Mungkin beberapa dari pengunjung ingin mencobanya dirumah.
Untuk membuat simulasi gunung berapi sebetulnya sangatlah mudah. tidak perlu bahan yang mahal, sulit didapat, dan cara yang rumit. Dalam membuat gunung berapi tiruan diperlukan bahan dan metode yang mudah dilakukan. Bahan-bahan dan langkah kerjanya akan dibahas di bawah ini.

Alat dan Bahan :
1. Air hangat
2. Soda kue
3. Cuka
4. Sabun cair
5. Pewarna makanan (kalau bisa warna merah)
6. Tanah liat / Plastisin
7. Botol
8. Sendok
9. Wadah persegi
10. Kertas origami (jika diperlukan)
11. Suntikan mainan
12. Abu gosok
13. Selang

Langkah Kerja :
1. Buatlah sebuah gunung yang berbentuk kerucut dengan menggunakan botol dan plastisin (adonan tepung atau tanah liat). Letakkan botol di tengah, kemudian lapisi dengan plastisin (adonan tepung atau tanah liat). Buatlah berbetuk kerucut seperti gunung. Usahakan ujung botol jangan tertutup oleh adonan., karena ujung botol akan dijadikan tempat untuk memasukkan bahan-bahan lainnya(kawah gunung).
2. Masukkan air panas kedalam botol hingga setengahnya. Air panas digunakan karena dapat mempercepat reaksi dari pada air dingin.
3. Tambahkan sedikit sabun cair. Selanjutnya tambahkan pewarna makanan (warna merah), aduk perlahan menggunakan sendok dan kemudian tambahkan soda kue kedalam botol (takaran secukupnya). Untuk membuat erupsi, tambahkan cuka kedalam botol.
4. Kertas origami digunakan untuk hiasan pembuatan rumah dan pohon di sekeliling kaki gunung (penduduk).
5. Erupsi terjadi ketika soda dan cuka ditambahkan kedalam botol (boleh sambil diaduk)
6. Agar simulasi ini terlihat lebih seru gunakanlah suntik mainan, yang selangnya sudah diberi abu gosok. Dan doronglah abu tersebut keluar, abu tersebut menyerupai abu vulkanik.

Image

“MODEL GUNUNG API BUATAN YANG SEDANG MENGELUARKAN LAVA”

 

Soda kue adalah sodium bikarbonat dan cuka adalah asam lemah. Campuran kedua bahan kimia ini akan membentuk karbondioksida yang berbentuk gas. Karbondioksida yang dihasilkan berusaha untuk keluar dari botol. Dengan adanya sabun cair, maka akan terbentuk gelembung-gelembung kecil., sehingga erupsi yang terjadi menyerupai lava yang sebenarnya. Gas karbondioksida yang dihasilkan oleh model gunung berapi ini sama dengan proses yang terjadi pada gunung berapi yang sebenarnya. Semakin banyak karbondioksida, semakin besar tekanannya, semakin banyak lava, semakin besar pula erupsinya.
Semoga penjelasan ini dapat memberikan pengetahuan baru untuk kalian semua.

Sosialisasi Tentang Pentingnya Pendidikan Untuk Anak

Pendidikan adalah modal penting dalam mengarungi perubahan dan perkembangan era modern sekarang ini. Bahkan ada istilah yang menyebutkan bahwa pendidikan adalah mata uang yang berlaku di semua negara. Artinya adalah dengan pendidikan kita sudah mempunyai separuh modal dalam menghadapi tantangan zaman yang semakin pelik, tinggal bagaimana kita mengasah dan mengembangkan potensi yang ada pada diri kita.
Setiap orang tentu menginginkan sebuah kehidupan yang layak dan lebih baik. Untuk mewujudkan kehidupan yang layak tersebut adalah dengan mengenyam pendidikan sebagaimana mestinya. Mengingat pendidikan itu sangatlah penting, kami memutuskan untuk melakukan sosialisasi pentingnya pendidikan kepada anak-anak desa Paya Tungel ini. Dimana tepatnya pada hari Minggu, tanggal 19 Januari 2014, kami melaksanakan program dari mahasiswa pendidikan ekonomi, Safrida, yaitu sosialisasi tentang pentingnya pendidikan untuk anak.
Kami memilih tempat di TPA karena di sana banyak anak yang masih mengenyam pendidikan, mulai dari bangku pendidikan dasar sampai pendidikan menengah ada disana. Betapa terharunya kami melihat anak-anak desa ini, karena mereka begitu antusias dan senang saat kami para mahasiswa kkn datang ke tempat mereka. Satu persatu anak-anak datang menghampiri dan menyalami kami, kami merasa menjadi guru sesungguhnya untuk mereka. Wajah-wajah mereka yang begitu polos membuat kami ingin segera melakukan kegiatan ini untuk memberikan mereka pengetahuan betapa pentingnya pendidikan dan agar mereka lebih semangat lagi untuk mengenyam pendidikan. 
Saat kami mulai membicarakan tentang pendidikan, mereka mendengar dengan baik tanpa ada satu kata pun yang keluar dari mulut mereka. Suasana yang begitu hening, tenang dan nyaman membuat kami lebih bersemangat lagi untuk memberikan mereka sebanyak-banyak pengetahuan tentang pentingnya pendidikan. Tiba- tiba pertanyaan demi pertanyaan mulai keluar dari mulut mereka, dan suasana sebelumnya yang hening menjadi ramai dengan suara mereka yang mengajukan beberapa pertanyaan, dan hal ini membuat kami lebih bersemangat lagi dalam melakukan sosialisasi dan menjawab pertanyaan mereka dengan sangat senang. Alhamdulillah pencerahan dari kami membuat mereka mulai membuka mata dan pikiran untuk belajar lebih giat lagi. Sehingga mereka tidak merasa kaget melihat zaman yang modern ini.
Belum lama setelah kami melakukan sosialisasi tersebut, telah tampak perubahan terhadap anak-anak desa ini. Mereka sekarang begitu disiplin untuk pergi kesekolah dan mengaji, sebelumnya masih ada anak-anak yang suka malas sekolah sekarang sudah mulai berusaha untuk tidak libur lagi sekolah. Sebelumnya anak-anak yang pergi mengaji hanya beberapa orang saja sekarang lebih banyak yang pergi mengaji dari sebelumnya. Kami sangat bersyukur usaha yang kami lakukan untuk anak-anak desa ini berbuah hasil yang positif. 
Semoga anak-anak desa Paya Tungel menjadi anak-anak yang sukses yang dapat membanggakan orang tua, agama nusa dan bangsa serta dapat membawa perubahan bagi kampung paya tungel ini agar menjadi kampung yang lebih maju.

 Image

“SUASANA SAAT SOSIALISASI SEDANG BERLANGSUNG”

Sosialisasi Menabung Sejak Usia Dini dan Mengajarkan Cara Membuat Celengan Sederhana

Pada hari Jum’at, tanggal 31 Januari 2014, kami melaksanakan kegiatan dari mahasiswa manajemen, Idayani, yaitu sosialisasi menabung sejak usia dini. Sebelumnya kami telah mensurvei tentang bagaimana kemampuan dan hal penting yang dibutuhkan oleh anak-anak di desa Paya Tungel. Subjek kegiatan ini adalah anak-anak desa Paya Tungel. Kegiatan ini menjelaskan pada anak-anak bahwa menabung itu sangat mudah dan menyenangkan, apalagi manfaatnya yang begitu besar sebagai sumber dana tak terduga. Anak-anak akan mengerti bahwa bukan hanya orang dewasa saja yang perlu menabung. Agar terbiasa menabung saat dewasa nanti, anak-anak juga sebaiknya sudah diajarkan menabung sejak dini. Untuk memupuk kesadaran gemar menabung, perlu kesadaran orang tua dan guru untuk mengajarkan anak-anak mereka sejak dini. Pada kegiatan ini kami menjelaskan manfaat yang akan diterima anak-anak jika mereka memiliki kemauan untuk menabung, yaitu untuk belajar hemat, belajar mengatur keuangan, belajar berusaha untuk suatu yang di inginkan, belajar mandiri, dan sebagai antisipasi kala membutuhkan uang. Keceriaan anak-anak sangat terlihat jelas pada kegiatan ini.

Image

“SUASANA SAAT SOSIALISASI BERLANGSUNG”

Setelah kegiatan pertama selesai, kami melanjutkan kegiatan kedua dari mahasiswa pendidikan kesejahteraan keluarga, Melanni Purnama Hasan, yaitu membuat celengan sederhana yang terbuat dari botol air mineral dan dihias dengan kain flanel. Kegiatan ini sengaja dilakukan setelah kegiatan sebelumnya karena kedua kegiatan ini saling berkesinambungan. Anak-anak yang hadir sangat antusias dalam mengikuti kegiatan ini. Mereka sudah mempersiapkan botol air mineral ketika kami menyarankan mereka untuk membawa botol masing-masing sebagai bahan utama dalam membuat celengan tersebut. Sebenarnya, sebelumnya kami sendiri sudah mempersiapkan semua alat dan bahan untuk membuat celengan tersebut sejak masih di Banda Aceh. Hanya saja kami mengalami sedikit hambatan dalam mengumpulkan bahan utama botol air mineral. Hal inilah yang membuat kami menyarankan kepada anak-anak tersebut untuk membawanya sendiri.

Image

“ANAK-ANAK SEDANG MEMBUAT HIASAN CELENGAN”

Selama kegiatan berlangsung, kami sangat senang melihat anak-anak yang sangat antusias dan merasa kagum akan minat anak-anak untuk membuat celengan yang sangat tinggi, serta memiliki kemauan yang sangat keras.

Image

“ANAK-ANAK DENGAN CELENGAN SEDERHANA NYA”

Mengajar Teknik Dasar Sepakbola, Lagu Wajib Nasional, dan Kesenian Origami

Pada hari Rabu, tanggal 22 Januari 2014, kondisi cuaca di sekitaran kecamatan Jagong Jeget sangatlah dingin. Setelah terbangun dari tidur, kami melihat angka 11° C di layar handphone yang menandakan bahwa suhu disini sangatlah dingin. Namun mengingat bahwa kami memiliki tujuan dan program yang akan kami jalankan, apapun yang terjadi, kami harus tetap bangun dari tidur dan berangkat ke SDN 7 Jagong Jeget pagi itu juga.

Image

“LAPORAN CUACA DARI APLIKASI SMARTPHONE”

 

Setelah berjalan beberapa menit, kemudian sampailah kami di tempat yang dituju. Program yang pertama kami jalankan adalah program dari mahasiswa penjaskesrek (pendidikan jasmani, kesehatan, dan rekreasi), Ferdian Wiranata, yaitu mengajarkan teknik-teknik dasar sepakbola pada siswa kelas 6 SD. Kegiatan ini memiliki tujuan untuk melatih para siswa agar mampu bermain sepakbola dengan baik dan benar, serta untuk meningkatkan kinerja motorik dan potensi pada siswa. Pihak sekolah sangat antusias menyambut kami. Hal ini disebabkan karena di sekolah tersebut belum memiliki guru di bidang olahraga. Namun sedikit kendala yang kami alami adalah kondisi lapangan yang tidak begitu baik untuk melakukan olahraga. Lapangan dengan tekstur gundukan tanah serta banyaknya bebatuan membuat para siswa rentan mengalami cedera.

Image

“PARA SISWA MULAI BERBARIS SEBELUM MULAI BEROLAHRAGA”

 

Kemudian kami melanjutkan program dari mahasiswa pendidikan sendratasik (seni drama, tari, dan musik), Guntur Satria, yaitu mengajarkan lagu wajib nasional pada para siswa SD. Pada kegiatan ini, kami menggunakan instrumen gitar sebagai alat pengiring sekaligus untuk ketepatan nadanya. Untuk sesi yang pertama, kami mengajarkan teknik dasar dalam bernyanyi, seperti bagaimana sikap mulut saat mengeluarkan huruf vokal. Selanjutnya kami juga mengajarkan teknik pernafasan saat bernyayi, mengajarkan juga bagaimana cara membaca notasi dasar, hingga mulai mengajarkan lagunya, yaitu “Indonesia Raya”.

Image

“SISWA SEDANG MENDENGARKAN PENJELASAN”

 

Kemudian setelah kami menjelaskan beberapa materi, mulailah terlihat kemampuan para siswa dalam menangkap materi yang kami ajarkan. Bahkan dengan percaya dirinya, mereka banyak yang bertanya dan sebagian lagi langsung mempraktekkannya. Setelah beberapa sesi materi disampaikan, kami semua menyanyikan lagu tersebut secara bersama-sama dengan gitar sebagai alat musik pengiringnya.

Image

“BERNYANYI BERSAMA DENGAN DIIRINGI GITAR”

 

Dan yang terakhir kami menjalankan program dari mahasiswa psikologi, T Syahrul Ramadhana, berupa program rekreasional pada anak dengan mengajarkan seni origami. Awalnya kami mencoba menjelaskan sedikit pengetahuan mengenai origami itu sendiri. Setelah itu kami membagi-bagikan kertas origami pada setiap siswa untuk mulai belajar melipat kertas. Bentuk pertama yang kami coba ajarkan adalah bentuk kupu-kupu. Keraguan sempat terlintas di pikiran kami, apakah siswa disini mampu membuat kesenian berupa origami ini. Sedikit demi sedikit kami coba jelaskan cara membentuk kupu-kupu dari awal hingga akhir. Kami merasa lega karena mereka semua mampu membuat bentuk kupu-kupu sesuai dengan instruksi yang kami berikan. Kemudian kami menguji mereka untuk kembali membuat bentuk kupu-kupu tersebut dengan tanpa adanya penjelasan lagi dari kami. Dan hasilnya kami benar-benar lebih lega dari sebelumnya. Ternyata semua siswa mampu membuat kertas tersebut menjadi sebentuk kupu-kupu.

Image

“PARA MAHASISWA SEDANG MEMBERIKAN INSTRUKSI”

 

Kegiatan mengajarkan origami ini kami lakukan kembali pada dua pertemuan selanjutnya, dimana pada masing-masing pertemuannya kami mencoba mengajarkan mereka untuk membentuk bunga tulip dan burung. Sama seperti pertemuan sebelumnya, kreativitas para siswa disini benar-benar terlihat. Kegiatan ini sendiri bertujuan untuk mengalihkan perhatian anak jika sedang mengalami masalah untuk melakukan kegiatan yang menyenangkan namun tetap bermanfaat, serta untuk meningkatkan kreativitas yang dimiliki pada anak. Namun sangat disayangkan, di sekolah ini juga belum ada guru bidang kesenian, sehingga potensi yang dimiliki para siswa belum berkembang secara maksimal.

Image

“MAHASISWA DAN SISWA DENGAN KARYA ORIGAMI NYA MASING-MASING”

Layanan Informasi Memperkenalkan Universitas Syiah Kuala

Pada hari Selasa, tanggal 21 Januari 2014, tepatnya pukul 10.00 WIB, kami dari kelompok 03 pergi menuju SMAN 5 Takengon yang terletak di desa Jeget Ayu untuk menjalankan program dari mahasiswa jurusan pendidikan bimbingan konseling, Khairul Huda (Irul atau Huda). Kegiatan yang hendak kami laksanakan adalah pemberian layanan informasi berupa pengenalan kampus Universitas Syiah Kuala. Perjalanan menuju sekolah memang sangat melelahkan, karena di pagi harinya kami harus bagun lebih cepat untuk mengurus izin menjalankan program di SDN 7 Jagong Jeget terlebih dahulu. Namun demi tercapainya tujuan, kami harus tetap semangat.

Image

 “PROSES IZIN KEGIATAN DI SDN 7 JAGONG JEGET”

 

Ketika sampai ditempat tujuan, kami meminta izin pada guru piket untuk memberikan layanan informasi yang berkenaan dengan pendidikan lanjutan terhadapat siswa-siswi SMAN 5 Takengon, tepatnya kelas tiga. Pihak sekolah menerima dengan baik atas kehadiran kami di sekolah tersebut. Kami langsung diberikan waktu untuk masuk ke kelas tiga jurusan ilmu alam. Mengapa kelas tiga? Karena kelas tiga sedikit lagi akan melangkah pada jenjang yang lebih bergengsi, tepatnya menuju universitas. Maka dari itu, kami membuat program layanan informasi yang berkenaan dengan dunia perkuliahan, yaitu pengenalan kampus Universitas Syiah Kuala, serta memberikan motivasi agar siswa dapat bersemangat untuk melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi.

Image

 “PROSES IZIN KEGIATAN DI SMAN 5 TAKENGON”

 

Melaksanakan kegiatan ini sangatlah menarik, karena siswanya banyak yang berminat untuk melanjutkan pendidikannya. Banyak yang mempertanyakan tentang dunia perkuliahan, cara untuk masuk ke dunia perkuliahan, serta syarat untuk masuk dunia perkuliahan di Universitas Syiah Kuala. Tak lupa pula sedikit kami ceritakan mengenai pengalaman kami para mahasiwa KKN selama menjalani kuliah di Universitas Syiah Kuala kepada para siswa. Banyak dari mereka yang mempertanyakan bagaimana cara masuk kuliah, bagaimana jika ingin mengambil lebih dari satu jurusan, bagaimana jaminan kelulusannya, dan berbagai pertanyaan rumit lainnya. Namun dengan pengalaman yang ada, kami menjawab dengan pengetahuan yang kami miliki sehingga mereka dapat memahami hal ini.

Image

 “MAHASISWA SEDANG MEMBERIKAN PENJELASAN”

 

Harapan kami untuk memberikan informasi dan motivasi sangatlah berjalan baik, karena mereka berani bertanya dan meminta pertolongan jika ingin masuk. Namun mereka juga banyak yang mempertanyakan biaya perkuliahan, karena banyak yang takut akan biaya yang besar untuk melanjutkan pendidikan. Oleh karena itu kami juga menyampaikan bahwa ada beasiswa yang dapat dimanfaatkan untuk mencapai tujuan dan cita-cita mereka, dengan syarat bahwa mereka berjani akan memiliki prestasi yang baik, karena dunia pendidikan bukanlah tempat bermain lagi, melainkan sebagai tempat menuntut ilmu dengan sungguh-sungguh.

Image

 “SUASANA SAAT KEGIATAN SEDANG BERLANGSUNG”

 

Kemudian di ujung waktu, kami melakukan sedikit program dadakan, yaitu melakukan survei kecil-kecilan mengenai apa yang mereka inginkan setelah lulus SMA nanti. Hasilnya sedikit mengejutkan, karena ternyata banyak dari mereka yang sebenarnya ingin melanjutkan pendidikan lebih tinggi lagi di bangku kuliah, namun karena mengingat biaya dan kondisi ekonomi keluarga, mereka lebih memilih untuk membantu orangtua dalam mengurus ladang setelah lulus SMA nanti.

Image

 “PARA SISWA SEDANG MENGISI FORM SURVEI”

 

Pelaksanaan kegiatan ini berjalan selama tiga kali pertemuan, dimana dua pertemuan lainnya diadakan pada hari yang berbeda di kelas tiga jurusan ilmu sosial pada sekolah yang sama dan di kelas tiga SMKN 4 Takengon. Namun ketiganya tidak jauh berbeda. Pada intinya, pemberian arahan dan motivasi sangat menarik dilakukan.

Image

“FOTO BERSAMA DI PAPAN NAMA SEKOLAH”

Sosialisasi Akta Pertanahan

Pada hari Senin, tepatnya pada tanggal 20 Januari 2014, kami menjalankan program dari mahasiswa ilmu hukum, Veny Kurniati (Veny) dan Khaidir Parinduri (Khaidir), yaitu sosialisasi tentang pentingnya pendaftaran tanah sebagai bukti kepemilikan yang sah. Tim kami mulai bergerak pada pukul 19.00 WIB. Dalam sosialisasi ini kami memilih untuk mendatangi rumah-rumah warga satu persatu karena kebanyakan warga disini kesehariannya adalah berkebun sejak pagi sampai sore hari, jadi akan lebih efektif jika kami memilih untuk mendatangi rumah warga daripada harus mengumpulkan warga-warga di suatu tempat. Hal ini juga sekaligus sebagai ajang untuk lebih mengakrabkan diri kami pada warga.

Image

“SUASANA SAAT SOSIALISASI DI RUMAH WARGA”

 

Pada dasarnya, mayoritas warga desa Paya Tungel merupakan penduduk transmigrasi dari pulau Jawa, jadi semua penduduk yang bertransmigrasi kesini mendapatkan rumah beserta tanah yang didudukinya masing-masing dari pemerintah. Tujuan kami melakukan sosialisasi tentang pentingnya pendaftaran tanah ini, selain menjelaskan agar masyarakat tahu tentang betapa pentingnya pendaftaran tanah, juga sekaligus menjelaskan tentang bagaimana cara proses balik nama atas kepemilikan, serta apa dampak yang terjadi atas sertifikat tanah sebagai jaminan dalam agunan agar tidak terjadi wanprestasi terhadap salah satunya. Dalam sosialisasi ini kami juga menjelaskan mengenai cara penggantian sertifikat atas kehilanangan, misalnya akibat kehilangan karena kebencanaan.

Image

“WARGA SEDANG MEMBACA BROSUR MENGENAI AKTA PERTANAHAN”

 

Selama sosialisasi ini  berlangsung, tidak banyak hambatan yang di dapat. Semua warga menyambut kami dengan antusias. Banyak pertanyaan yang di lontarkan kepada kami. Namun karena banyak warga yang tidak bisa berbahasa Indonesia dengan baik, khususnya orang tua yang sudah lanjut usia, hal ini membuat kami susah untuk berkomunikasi dengan mereka. Adapun permasalahan yang nyata terjadi pada masyarakat adalah mengenai balik nama dan pemisahan surat akta tanah tentang tanah warisan. Masih banyak warga yang kurang paham dan tidak mau mengurus surat tanahnya, salah satunya di karenakan faktor biaya pembuatan akta yang tidak murah.

Image

“SELURUH ANGGOTA KELUARGA SANGAT ANTUSIAS MENDENGARKAN SOSIALISASI YANG DIBERIKAN”